Kamis, 30 April 2009

Contoh-contoh pertanyaan dalam wawancara kerja

1. Bagaimana anda menggambarkan diri anda sendiri?

Contoh jawaban yang tepat:
Latar belakang pendidikan telah mempersiapkan diri saya untuk menjadi konsultan keuangan yang terbaik yang pernah ada. Baik, akan saya ceritakan secara rinci bagaimana saya mempersiapkan diri saya. Saya adalah sarjana lulusan perguruan tinggi dengan jurusan akuntansi dan keuangan pada universitas X. Saya menguasai teori mengenai investasi dan juga pengalaman kerja di danareksa selama 2 tahun. Kedua hal itu telah mempersiapkan saya secara matang pada pekerjaan ini.

2. Coba ceritakan tentang diri anda
• Ceritakan tentang diri anda, tetapi bukan kisah hidup anda
• Berikan penjelasan singkat seperti pendidikan, target jabatan yang ingin dicapai, pengalaman pada bidang pekerjaan yang anda lamar dan latar belakang pendidikan yang berhubungan dengan posisi yang anda inginkan.

3. Apa kelebihan yang anda miliki?
Jika membicarakan tentang kelebihan, hal ini tergantung pada jenis pekerjaan yang anda lamar.

4. Apa kelemahan anda?
Pilihan jawaban untuk menjawab pertanyaan mengenai kelemahan diri:

a. Ungkapkan kelemahan anda sebagai suatu hal yang positif :
• "Saya terkadang tidak sabar dan hal itu membuat saya bekerja menjadi berlebihan."
• "Ketika saya memulai suatu pekerjaan, saya biasanya lupa untuk beristirahat makan siang.”
• "Karena saya perfeksionis. Saya selalu menemui kesulitan dalam hal bekerjasama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, karena saya khawatir orang lain tidak dapat menyelesaikan nya sebaik saya."

Catatan : ungkapan perfeksionis sudah terlalu sering di ungkapkan.

b. Kemukakan kelemahan anda dalam suatu bidang dan juga berikan penyelesaiannya :
"Saya mempunyai masalah dengan pengucapan, jadi saya terbiasa membawa kamus sebagai pegangan."

c. Pilihan lain :
• Berikan alasan yang sederhana kepada pewawancara bahwa tidak ada kelemahan anda yang akan membuat hasil pekerjaan anda tidak maksimal.
• Beri pernyataan bahwa kelemahan anda itu adalah suatu kesalahan dan anda telah belajar dari kesalahan itu dan telah belajar untuk mengatasinya.

5. Dimana anda ingin berada dalam 5 (atau 10 atau 15) tahun lagi?

Ini adalah pertanyaan untuk mengetahui apakah ambisi anda, jadi jawablah dengan memberitahu apa yang menjadi cita cita anda dan bagaimana cara anda mewujudkan cita cita tersebut.Sangat penting bagi manusia untuk memiliki ambisi, tetapi jangan sampai terlalu ambisius.



6.Apa yang anda inginkan dalam hidup anda ?
Ungkapkan secara halus pertimbangan ketika merespon pertanyaan jenis ini :

• Kejujuran/ambisi/keinginan anda untuk bekerja pada perusahaan
• Hindari jawaban yang seakan-akan perusahaan itu milik anda.
• Jangan mengungkapkan secara keseluruhan akan hal yang menyangkut pribadi ( seperti pernikahan, keluarga), namun fokus pada tujuan anda secara professional.

Contoh respon terhadap pertanyaan di atas :
• Untuk anda ketahui bahwa saya adalah orang yang tepat untuk mengisi jabatan yang ditawarkan. Dan jika dalam masa mendatang nanti saya dicalonkan pada posisi yang lebih tinggi, maka saya tidak akan melewatkan nya.
• ATAU : " Saya mengharapkan untuk tetap berada dalam perusahaan dan dalam 5 tahun kedepan saya akan membuat perubahan besar dalam perusahaan ini."
• ATAU: "Saya ingin menjadi yang terbaik dalam perusahaan ini sebagai__________."

7.Pernahkah kau mempunyai konflik dengan pimpinan atau pengajar mu?
• Pewawancara akan melihat apakah anda adalah seseorang yang berkualitas atau calon pegawai yang biasa-biasa saja.
• Jangan jatuh kedalam jebakan.
• Dan jika anda benar-benar TIDAK pernah mempunyai masalah, ceritakan bagaimana mengatasi jika anda bertemu dengan masalah.

8.Apa alasan perusahaan kami menggaji anda?
• Ceritakan apa yang membedakan anda dengan kandidat lain.
• Ungkapkan dengan jelas bahwa kemampuan anda dapat memenuhi kebutuhan dari perusahaan.

9.Bagaimana anda menggambarkan pekerjaan impian anda ?

Gambaran tentang pekerjaan impianmu harus tergambar tidak jauh berbeda dengan pekerjaan yang anda lamar saat ini.

10.Apakah anda memilih bekerja pada pencarian informasi atau dengan bekerjasama dengan orang-orang?
• Biasanya pewawancara menjelaskan tentang pekerjaan dan kekuatan pada tiap bagian pekerjaan.
• Jangan membuat diri anda terlihat lemah pada bidang tertentu

11. Kriteria apakah yang harus dimiliki untuk menjadi pimpinan yang sukses?
Pertanyaan itu biasanya mempunyai 2 tujuan :

• Bagaimana anda mengatasi dirimu dengan manajemen.
• Bagaimana anda melihat dirimu sendiri sebagai seorang pimpinan

12. Apakah latar belakang pendidikan anda mempersiapkan anda pada jabatan yang anda inginkan?
Gambarkan latar belakang pendidikan anda yang ada hubungannya dengan pekerjaan yang anda lamar. Berikan contoh nyata, jika memungkinkan.

13. Berapa banyak pelatihan yang akan anda ikuti untuk meningkatkan kualitas kerjamu?
• Kata kuncinya adalah produktif.
• Anda dapat segera produktif. Pastikan ekspresi keyakinan pada dirimu untuk dapat membuat perubahan secepatnya.

14.Kenapa IPK anda tidak terlalu tinggi?
Jangan menyangkalnya dan membuat-buat alasan. Respon anda akan dapat mengubah nilai anda sebagai calon pegawai.

• Anda sangat aktif pada olahraga, kegiatan di luar kampus yang menyebabkan penurunan nilai anda, namun hal itu membuat anda senang berkompetisi.
• Anda bekerja sambilan semasa anda kuliah yang membuat penurunan nilai, namun membuat anda mempunyai pengalaman tentang pekerjaan.
• Anda membuat beberapa kesalahan, dan anda telah belajar dari kesalahan itu dan menjadikan kesalahan itu sebagai pengalaman anda.

Bahasa Tubuh Saat Wawancara Kerja

Membaca dan memahami bahasa tubuh sangat penting untuk membuat Anda lolos wawancara kerja. Kemampuan komunikasi non-verbal memberikan nilai tambah untuk Anda sekaligus membantu untuk memperkirakan apa yang dipikirkan si pewawancara.

1. Jabat Tangan
Jabatan tangan memperlihatkan siapa diri kita. Hati-hati dengan cara Anda berjabat tangan. Kenal istilah dead fish, bone crusher, atau wet fish? Itu adalah istilah-istilah jabat tangan yang tak bagus. Dead fish adalah tipe jabat tangan yang "malas", yaitu memberikan tangan saja, tanpa digenggam, seperti ikan mati. Sementara bone crusher, biasanya datang dari arah atas, lalu menggenggam sangat kencang seperti mau meremukkan tulang. Meskipun niatnya menunjukkan tipe orang yang tegas, namun jabat tangan ini menyakitkan dan justru menunjukkan tipe agresif. Tipe wet fish menunjukkan tipe orang yang memiliki masalah dengan kepercayaan diri.

Tiga langkah jabat tangan yang baik:
* Pastikan tangan dalam keadaan bersih, kering, dan tidak sedang memegang benda lain.
* Ketika menggenggam tangan lawan, berikan kehangatan namun pastikan ada ruang udara.
* Jabat tangan dengan profesional, sopan, genggaman kuat, dan senyum hangat.

2. Tatapan
Ketika Anda bertemu dengan si pewawancara, tatap matanya dan berpikirlah, “Wah, senang rasanya bisa bertemu dengan Anda!” Hal ini akan membantu Anda tersenyum dari dalam hati, dan ia akan mendapati sinyal tersebut dengan mood positif. Ketika kita bertemu dengan orang yang kita senangi secara otomatis pupil mata akan membesar, ini merupakan fenomena yang secara insting ditangkap manusia lain.

Selama wawancara kerja, pastikan kontak mata Anda berada dalam seputaran segitiga terbalik wajah si pewawancara. Yakni di antara titik luar alis kiri, ke hidung bagian bawah, dan titik luar alis kanan. Menatap bibir seseorang dianggap pelanggaran seksual, sementara menatap dahi seseorang dianggap merendahkan.

3. Postur Tubuh
Upayakan untuk duduk lurus, agar kepercayaan diri muncul dari sana. Jika Anda merasa rendah diri dan jenuh, coba perhatikan cara Anda duduk dan berdiri. Duduk tidak rapi atau berdiri sambil bersender bisa menekan dada dan mengurangi asupan udara ke paru-paru, yang menyebabkan kegugupan dan ketidaknyamanan.

4. Posisi Kepala
Untuk meningkatkan rasa percaya diri selama wawancara, posisikan kepala Anda tegak secara horizontal dan vertikal. Ini memberikan sinyal bahwa Anda serius dalam menggapai tujuan. Namun ketika dalam percakapan, untuk terlihat lebih bersahabat, miringkan sedikit kepala Anda untuk menunjukkan simpati.

5. Tangan dan Lengan
Tangan dan lengan memberi penilaian akan seberapa "menerimanya" kita. Jadi, upayakan tangan Anda berada di samping tubuh. Ini menunjukkan bahwa Anda bersikap terbuka dan siap menerima apapun yang datang kepada Anda.

Orang pendiam cenderung melipat dan menjauhkan lengan mereka dari badan, sementara orang yang supel cenderung menggambarkan maksud dengan gerakan tangan sambil berbicara. Upayakan gerakan tangan tak jauh dari badan Anda, supaya tak terlihat berlebihan. Jangan melipat tangan di depan dada selama wawancara, karena Anda akan terlihat defensif.

Dua arti gerakan tangan:
* Telapak tangan menghadap ke luar dan ke atas berarti orangnya terbuka dan bersahabat.
* Telapak tangan menghadap ke bawah berarti tipe orang yang dominan dan kemungkinan agresif.

6. Tanpa disadari, kaki cenderung bergerak di luar batas normal ketika kita gugup, stres, atau sedang kebingungan. Mengatasinya? Upayakan kaki kita setenang mungkin selama wawancara. Jangan biarkan kaki Anda terlipat, karena seakan-akan hal itu menciptakan batasan antara Anda dan si pewawancara.

WAWANCARA KERJA:

Menjawab dengan cerdas, taktis dan optimis


Meski saudara merasa pintar dan brilian, jangan keburu yakin bahwa semua
pintu perusahaan akan terbuka secara otomatis untuk saudara. Sebab
kenyataannya,saudara seringkali gagal dalam wawancara. Alasannya? tidak cerdas dan taktis dalam menjawab pertanyaan.



1. Ceritakan tentang diri saudara.


Erina Collins, seorang agen rekruitmen di Los Angeles menyatakan
seringkali ada perbedaan yang mengejutkan antara ketika saudara
membaca lamaran seseorang dengan saat berhadapan dengan si pelamar.


"Pengalaman menunjukkan, surat lamaran yang optimis tidak selalu
menunjukkan bahwa pelamarnya juga sama optimisnya" kata Erina. Ketika
pewawancara menanyakan hal yang sederhana seperti "Di mata saudara, siapa
saudara?" atau "Ceritakan sesuatu tentang saudara", banyak pelamar menatap
pewawancaranya dengan bingung dan lalu seketika menjadi tak percaya
diri.


"Saya merasa biasa-biasa saja" atau "tidak banyak yang dapat saya
ceritakan tentang diri saya" seringkali menjadi jawaban yang dipilih
pelamar sebagai upaya merendahkan diri. Selama ini banyak artikel
karir konvensional yang menyarankan agar saudara sebaiknya merendahkan
diri, sebagai upaya mencuri hati si pewawancara.


"Tetapi ini jaman modern. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak
basi-basi hanya menunjukkan bahwa saudara sebenarnya tidak yakin dengan
diri saudara.
Dan perusahaan masa kini tidak butuh karyawan seperti
itu," tegas Erina.


Pengalaman Eliana Burthon, staf humas sebuah hotel berbintang di New
York
mungkin menarik untuk disimak. Ketika pewawancara memberinya satu
menit untuk bercerita tentang dirinya, Eliana mengatakan "Saya Eliana
Burthon, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di
koran sekolah. Disitu saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar
saya dan berhubungan dengan mereka. Dari situ saya sadar alangkah
menariknya dapat bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui
banyak hal dari mereka. Di luar itu, saya senang musik, membaca dan
berwisata. Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan
saya, atau sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk
koran kampus saya".



Meski tidak memberikan jawaban yang berbunga-bunga, apa yang diungkapkan
Eliana tentang dirinya menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan
punya rasa ingin tahu. "Jawaban itu cerdas dan efektif untuk
menggambarkan bagaimana dia menyatakan secara implisit bahwa dirinya
merasa layak ditempatkan di posisi yang diincarnya. Pewawancara butuh
jawaban seperti itu. Cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang
alamiah" kata Erina Collins.


Kalau saudara dipanggil untuk wawancara, maka persiapkan diri dengan
baik. Rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa saudara menjadi diri sendiri
adalah yang terpenting. Pewawancara tidak butuh jawaban yang berbunga-
bunga, berapi-api apalagi munafik.


Pada kesempatan pertama, pewawancara biasanya ingin melihat bagaimana si pelamar menghargai diri sendiri. Sebab itu, buatlah beberapa hal
tentang kemahiran saudara, hal-hal yang saudara sukai dan inginkan untuk
masa depan saudara. Setelah menemukan hal-hal yang menarik untuk dikemukakan, berlatihlah mengemukakan semua itu dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan
optimis.

2. Hati-hati pertanyaan jebakan

Siapapun idealnya, seseorang tidak suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan. Tetapi begitulah kenyataannya ketika saudara diwawancarai.
Seringkali banyak hal tidak terduga yang dilontarkan si pewawancara
dan membuat saudara seringkali kelepasan bicara.


Dalam hal ini, Erina memberi contoh pengalamannya ketika mewawancarai
seorang pelamar tentang mengapa ia memutuskan pindah kerja.

Ketika itu saya tanya ”apa yang membuat saudara memutuskan pindah kerja?”
”tadi saudara bilang, lingkungan kerjanya cukup nyaman kan?” dan pelamar
itu menjawab ”saya tidak suka atasan saya. Seringkali ia membuat saya
jengkel dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itupun tidak membuat
gaji saya naik”.Saya lalu berpikir, apa yang akan dia katakan jika
suatu saat keluar dari perusahaan saya tentulah tak beda buruknya
dengan apa yang dia ungkapkan pada saya tentang perusahaan lamanya,"
ungkap Erina.


Kelihatannya yang penting dalam menjawab pertanyaan adalah taktis. Jangan pernah memberi jawaban yang menjelekkan tempat kerja saudara yang lama atau apapun yang konotasinya negatif. Lebih baik kalau saudara menjawab "saya menginginkan suasana kerja
yang teratur dan terjadwal.


Mengenai gaji, sebenarnya di tempat kerja yang lama tidak ada masalah,
tetapi tentu saya senang kalau ada peluang untuk peningkatan gaji." Atau
kalau saudara ditanya tentang kelemahan saudara, lebih baik tidak menjawab
"saya sering telat dan lupa waktu." Tetapi jawablah lebih taktis,
misalnya "kadang saya memang pelupa, tetapi beberapa waktu ini sudah
membaik karena saya selalu mencatat segalanya di buku agenda." atau
"saya sering kesal kalau kerja dengan rekan yang lamban, tetapi
sebisanya kami berdiskusi bagaimana caranya menyelesaikan kerja dengan
lebih cepat".


Dalam wawancara, si pewawancara selalu berupaya mengorek sedapat
mungkin tentang kepribadian pelamar. Kadang pertanyaan sederhana seperti
"apakah saudara sudah punya pacar? Apakah berniat menikah dalam waktu dekat?" sering
ditanggapi buru-buru oleh si pelamar dengan menjawab misalnya "Sudah,
rencananya kami akan menikah akhir tahun ini." Padahal, menurut Erina,
jawaban itu dapat menjadi penutup peluang kerja saudara. "Perusahaan selalu
ingin diyakinkan bahwa calon karyawannya hanya akan fokus pada pekerjaan, terutama pada awal masa kerja.


Jawaban bahwa saudara akan menikah dalam waktu dekat justru menunjukkan
bahwa perusahaan bukanlah fokus saudara yang sebenarnya, tetapi hanya
seperti selingan ujar Erina sambil menambahkan bahwa akan lebih baik
kalau saudara menjawab "sudah, tapi sebenarnya saya ingin mempunyai
pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah."

3. Semangat dan bahasa tubuh


Dalam wawancara kerja, penampilan memang bukan nomor satu tetapi
menjadi pendukung yang ikut menentukan. Karena itu selain berpakaian
rapi, tidak seronok, mencolok atau banyak pernik, tunjukkan bahasa tubuh
yang baik. Jangan pernah melipat tangan di dada pada saat wawancara,
karena memberi kesan bahwa saudara seorang yang kaku. Idealnya,
tangan dibiarkan bebas untuk mengekspresikan kata-kata, tentu saja
dengan tidak berlebihan.


Selama wawancara berlangsung, buatlah kontak mata sesering mungkin. Pelamar
yang sering membuat kontak mata menunjukkan keinginan untuk dipercaya
serta kesungguhan memberikan jawaban. Berbicara dengan santai dan sesekali tersenyum
menunjukkan bahwa saudara pribadi yang hangat. Umumnya, perusahaan
menyukai pelamar yang menyenangkan. Kurangi kata-kata "saya merasa..."
atau "saya kurang..." dan sebaiknya gunakan "saya pikir...", "menurut
pendapat saya..", "saya yakin...", "saya optimis...". Kata-kata "saya
merasa ..." atau "saya kurang..." mengesankan saudara lebih sering menduga,
menggunakan perasaan, tidak terlalu percaya diri dan tidak menguasai
persoalan.


Cara berpakaian yang baik dalam wawancara.

Berpakaian yang "baik" dalam wawancara memang tidak dapat
digeneralisasikan karena setiap perusahaan memiliki kebiasaan-
kebiasaan/budaya perusahaan yang berbeda. Namun, terdapat beberapa saran
yang dapat diingat, antara lain:

  1. Mohon dicari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang
    akan mewawancarai saudara. Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau
    "kebiasaan" berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang semi formal,
    atau bahkan bebas. Hal ini penting, agar saudara tidak dilihat
    sebagai "orang aneh', disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar.
    Bagi pelamar pria disarankan menggunakan kemeja lengan panjang dan
    berdasi, tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapih dan bersih,
    tidak kusut. Hal ini memberi kesan bahwa saudara menghargai wawancara ini.
  2. Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (mis.,mengkilap,
    ngejreng).
  3. Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rokbawah,
    kancing baju atasan).
  4. Berpakaian dengan disain yang simple (tidak telalu banyak
    pernik-pernik, karena ini bukan acara pesta).

e. Tidak berlebihan dalam menggunakan wangi-wangian dan perhiasan.

Berapa gaji yang saudara minta ?


Bila dalam wawancara, Saudara ditanya berapa gaji yang saudara inginkan,
bagaimana cara menjawab pertanyaan itu dengan baik tanpa menimbulkan
kesan bahwa Saudara pencari gaji tinggi atau memberi kesan berapapun
imbalan yang diberikan Saudara mau.


Pada umumnya perusahaan sudah mempunyai rentang standar gaji untuk
jabatan-jabatan yang ditawarkan. Bagi pelamar untuk posisi yang lebih
tinggi dan langka biasanya memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih
tinggi, sehingga dalam menjawab pertanyaan tersebut saudara harus memperoleh
gambaran terlibih dahulu imbalan total yang akan saudara terima dalam setahun.

Imbalan total adalah gaji dan tunjangan lain yang diberikan termasuk
insentif dan bonus.Selain itu perlu ditanyakan apakah imbalan yang ditawarkan itu termasuk PPH atau netto.


Dalam menjawab pertanyaan tersebut jawablah imbalan yang saudara harapkan setahun. Berdasarkan harga pasar yang sesuai untuk jabatan tersebut serta nilai tambah yang saudara miliki. Jawablah dengan diplomatis: "Saya berpendapat perusahaan ini pasti sudah mempunyai standar imbalan bagi jabatan ini”


Berdasarkan pengalaman yang saya miliki dan kontribusi yang dapat saya
berikan pada perusahaan ini, saya mengharapkan imbalan yang akan
diberikan adalah minimal Rp. .../tahun ditambah fasilitas-fasilitas
lain sesuai dengan peraturan perusahaan.



Negosiasi mengenai gaji pada saat ini tidak lagi dipandang tabu oleh
sebagian besar perusahaan, namun saudara diharapkan mengumpulkan informasi terlebih dahulu agar dapat bernegosiasi dengan baik.


Variasi pertanyaan dalam wawancara.

Bagi pelamar terutama bagi pemula pencari kerja perlu mempersiapkan
diri dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapi.


Berikut ini kami berikan variasi-variasi pertanyaan yang kerap muncul
dalam wawancara:


Pertanyaan mengenai riwayat pendidikan:

*** Mengapa saudara memilih jurusan tersebut?

*** Mata pelajaran apa yang saudara paling sukai, jelaskan alasannya.

*** Mata pelajaran apa yang kurang saudara sukai, jelaskan alasannya.

*** Pada tingkat pendidikan mana saudara merasa paling berprestasi, mengapa?

*** Apakah hasil ujian menggambarkan potensi saudara, jelaskan?

*** Siapakah yang membiayai studi saudara?

*** Bagaimana teman-teman atau guru mengambarkan mengenai diri saudara?

*** Dalam lingkungan macam apakah saudara merasa dapat bekerja paling baik?


Pertanyaan mengenai pengalaman kerja:

*** Ceritakan mengenai pengalaman kerja saudara

*** Bagi yang belum pernah bekerja pada umumnya diminta untuk menceritakan mengenai aktivitas ekstra kurikuler selama studi.

*** Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi saudara, mohon dijelaskan.

*** Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi saudara dan bagaimana saudara menyelesaikan hal tersebut

*** Dengan kolega macam apakah saudara senang bekerja sama?

*** Dengan boss macam apakah saudara senang bekerja?

*** Bagaimanakah saudara memperlakuan anak buah saudara?

Pertanyaan mengenai sasaran saudara:

*** Mengapa saudara ingin bekerja dalam industri ini?

*** Apakah yang mendorong saudara melamar kepada perusahaan kami?

*** Apakah yang saudara inginkan dalam 5 tahun mendatang?

*** Apakah yang saudara inginkan dalam hidup saudara?

*** Apa yang saudara lakukan untuk mencapai sasaran saudara?


Pertanyaan mengenai organisasi yang ingin saudara masuki:

*** Apakah yang saudara ketahui tentang organisasi yang akan saudara masuki?

*** Menurut saudara faktor faktor sukses apa yang dibutuhkan seseorang untuk
bekerja disini?

*** Apakah yang saudara cari dalam bekerja?

*** Bagaimana saudara dapat berkontribusi dalam perusahaan ini?

*** Menurut saudara apa visi dan misi dari organisasi ini?


Nah, siap bersaing di dunia kerja? Yang penting, persiapkan diri saudara
dengan baik dan jangan pernah meremehkan pertanyaan sekecil apapun dalam
wawancara kerja itu. Selamat bersaing!

Rabu, 29 April 2009

Wawancara Sukses

Melatih diri untuk sebuah wawancara kerja ( interview ) bukanlah sebuah ''black art'', dan dengan pengarahan sederhana semua orang bisa saja tampil kompeten bila berhadapan dengan seseorang yang mewakili sebuah perusahaan penyedia lapangan kerja yang potensial.
Daftar di bawah ini disusun oleh seseorang yang bekerja sebagai seorang interviewer rutin bagi sebuah perusahaan, dan terkadang harus mewawancarai lebih dari satu orang pada satu session. Saya menemukan artikel tersebut di Shvoong juga, tetapi lupa letaknya di mana dan judulnya apa (saat itu saya hanya meng-kopi artikel tersebut ke komputer saya).

Ia menyatakan bahwa daftar tersebut bukanlah jaminan untuk sebuah sukses, akan tetapi lebih sebagai sebuah daftar hasil observasi dan catatan dari seseorang yang berpengalaman mewawancarai dan diwawancarai selama bertahun-tahun.
Langkah-langkah tersebut adalah sbb:
1. Pertama dan terutama.
Ingatlah baik-baik bahwa pihak pewawancara sebenarnya sama ''grogi''-nya dengan Anda sendiri---kalau tidak dapat dikatakan lebih lagi, karena mereka harus tampak tenang, terkendali, percaya diri, formal, dan tidak menampakkan kelemahan apa pun dalam ''jumpa pertama'', sebagai pihak yang bisa diharapkan untuk mempekerjakan Anda.
2. Persiapan.
Penampilan Anda bisa jadi mempengaruhi pertimbangan-pertimbangan si pewawancara. Usahakan untuk tampil sederhana, namun rapi dan bersih. Kenakan pakaian bisnis berwarna gelap, kecuali dianjurkan lain. Batasi make-up, parfum yang berlebihan, atau memakai perhiasan (hal-hal ini hanya akan mengganggu). Kenakan sesuatu yang berbeda untuk interview kedua.
3. Siapkan dokumen-dokumen Anda.
Foto kopi kartu identitas (KTP/SIM, dsb), foto kopi ijazah, sertifikat-sertifikat, referensi (kalau ada). Usahakan membawa dokumen-dokumen tersebut dalam satu tas/map.
4. Perjalanan ke lokasi.
- Gunakan arah jalan yang telah Anda kenal dengan baik.
- Cadangkan waktu secukupnya untuk hal-hal yang tak terduga.
- Tiba tepat waktu (10 - 15 menit sebelum perjanjian).
- Matikan ponsel Anda pada saat wawancara.
5. Tampil percaya diri dengan cara:
- Jabatan tangan yang penuh percaya diri (bukan mencengkeram erat-erat).
- Tetap tenang, jangan terlihat gugup.
- Bertingkah sopan.
- Jangan pernah makan atau merokok.
- Jadilah diri sendiri, dan sejujurnya.
- Tunjukkan ketertarikan yang sesungguhnya pada pekerjaan.
- Jangan menjawab pertanyaan yang tidak Anda pahami, mintalah klarifikasi.
- Bicara yang jelas dengan kata-kata yang positif.
- Pertahankan kontak mata langsung.
- Tersenyumlah.
6. Siapkan beberapa jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan umum.
Temukan terleih dahulu jawaan-jawaban untuk beerapa pertanyaan berikut ini, karena mungkin akan ditanyakan kepada Anda.
- Apa yang Anda ketahui tentang perusahaan kami?
- Pengalaman apa yang Anda miliki, yang Anda kira bisa membantu Anda sukses mengerjakan pekerjaan tersebut?
- Apa ambisi Anda?
- Pekerjaan seperti apa yang paling Anda nikmati, terutama akhir-akhir ini? Kenapa?
- Pekerjaan seperti apa yang biasanya memicu inisiatif Anda?
- Menurut Anda sendiri, apa kelebihan Anda?
- Menurut Anda sendiri, apa kekurangan Anda?
- Mengapa Anda mencari pekerjaan baru?
- Apa alasan Anda menginginkan posisi ini?
7. Pertanyaan-pertanyaan kepada pewawancara.
Anda bin menanyakan hal-hal berikut:
- Kepada siapa saya harus melapor?
- Dengan siapa saya akan bekerja?
- Apakah saya harus menjalani training?
- Mengapa lowngan pekerjaan ini tersedia?
- Kapan saya bisa mendapat jawaban untuk lamaran saya?
8. Sebuah pertanyaan penting diakhir wawancara.
- Apakah Anda kesempatan terbuka bagi saya saat ini?
9. Terakhir.
- Buatlah mereka mengingat Anda secara positif.
- Jangan takut untuk menunjukkan ketertarikan sekali lagi pada pekerjaan tersebut.
- Tersenyumlah dan ucapkan terima kasih karena bersedia menemui Anda.
- Katakan bahwa Anda berharap untuk bisa segera menemui mereka lagi.
- Jabat tangan (dengan yakin).

Wawancara

Wawancara

Wawancara sangat penting dalam dunia jurnalistik. Wawancara merupakan proses pencarian data berupa pendapat/pandangan/pengamatan seseorang yang akan digunakan sebagai salah satu bahan penulisan karya jurnalistik.

Wawancara vs reportase

Apakah wawancara sama dengan reportase? Jawabnya adalah tidak.

Reportase memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas dari wawancara, sedangkan wawancara adalah salah satu teknik reportase.

Jenis Wawancara

1. Man in the street interview. Untuk mengetahui pendapat umum masyarakat terhadap isu/persoalan yang akan diangkat jadi bahan berita.

2. Casual interview. Wawancara mendadak. Jenis wawancara yang dilakukan tanpa persiapan/perencanaan sebelumnya.

3. Personality interview. Wawancara terhadap figure-figur public terkenal. Atau orang yang memiliki kebiasaan/prestasi/sifat unik, yang menarik untuk diangkat sebagai bahan berita.

4. News interview. Wawancara untuk memperoleh informasi dari sumber yang mempunyai kredibilitas atau reputasi di bidangnya.

Wawancara yang Baik

Agar tugas wawancara kita dapat berhasil, maka hendaknya diperhatikan hal-hal - antara lain - sebagai berikut:

1. Lakukanlah persiapan sebelum melakukan wawancara. Persiapan tersebut menyangkut outline wawancara, penguasaan materi wawancara, pengenalan mengenai sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak kita wawancarai, dan sebagainya.

2. Taatilah peraturan dan norma-norma yang berlaku di tempat pelaksanaan wawancara tersebut. Sopan santun, jenis pakaian yang dikenakan, pengenalan terhadap norma/etika setempat, adalah hal-hal yang juga perlu diperhatikan agar kita dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat pelaksanaan wawancara.

3. Jangan mendebat nara sumber. Tugas seorang pewawancara adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari nara sumber, bukan berdiskusi. Jika Anda tidak setuju dengan pendapatnya, biarkan saja. Jangan didebat. Kalaupun harus didebat, sampaikan dengan nada bertanya, alias jangan terkesan membantah.
Contoh yang baik: "Tetapi apakah hal seperti itu tidak berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri, Pak?"
Contoh yang lebih baik lagi: "Tetapi menurut Tuan X, hal seperti itu kan berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri. Bagaimana pendapat Bapak?"
Contoh yang tidak baik: "Tetapi hal itu kan dapat berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri, Pak."

4. Hindarilah menanyakan sesuatu yang bersifat umum, dan biasakanlah menanyakan hal-hal yang khusus. Hal ini akan sangat membantu untuk memfokuskan jawaban nara sumber.

5. Ungkapkanlah pertanyaan dengan kalimat yang sesingkat mungkin dan to the point. Selain untuk menghemat waktu, hal ini juga bertujuan agar nara sumber tidak kebingungan mencerna ucapan si pewawancara.

6. Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali bertanya. Hal ini dapat merugikan kita sendiri, karena nara sumber biasanya cenderung untuk menjawab hanya pertanyaan terakhir yang didengarnya.

7. Pewawancara hendaknya pintar menyesuaikan diri terhadap berbagai karakter nara sumber. Untuk nara sumber yang pendiam, pewawancara hendaknya dapat melontarkan ungkapan-ungkapan pemancing yang membuat si nara sumber "buka mulut". Sedangkan untuk nara sumber yang doyan ngomong, pewawancara hendaknya bisa mengarahkan pembicaraan agar nara sumber hanya bicara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan materi wawancara.

8. Pewawancara juga hendaknya bisa menjalin hubungan personal dengan nara sumber, dengan cara memanfaatkan waktu luang yang tersedia sebelum dan sesudah wawancara. Kedua belah pihak dapat ngobrol mengenai hal-hal yang bersifat pribadi, atau hal- hal lain yang berguna untuk mengakrabkan diri. Ini akan sangat membantu proses wawancara itu sendiri, dan juga untuk hubungan baik dengan nara sumber di waktu-waktu yang akan datang.

9. Jika kita mewawancarai seorang tokoh yang memiliki lawan ataupun musuh tertentu, bersikaplah seolah-olah kita memihaknya, walaupun sebenarnya tidak demikian. Seperti kata pepatah, "Jangan bicara tentang kucing di depan seorang pecinta anjing".

10. Bagi seorang reporter pers yang belum ternama, seperti pers kampus dan sebagainya, kendala terbesar dalam proses wawancara biasanya bukan wawancaranya itu sendiri, melainkan proses untuk menemui nara sumber. Agar kita dapat menemui nara sumber tertentu dengan sukses, diperlukan perjuangan dan kiat-kiat yang kreatif dan tanpa menyerah. Salah satu caranya adalah rajin bertanya kepada orang-orang yang dekat dengan nara sumber. Koreklah informasi sebanyak mungkin mengenai nara sumber tersebut, misalnya nomor teleponnya, alamat villanya, jam berapa saja dia ada di rumah dan di kantor, di mana dia bermain golf, dan sebagainya.

Media Cetak VS Media Elektronik
Bagaimana cara memperoleh/mengumpulkan berita? Caranya adalah melalui reportase, yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data yang berhubungan dengan karya jurnalistik yang akan dibuat. Pihak yang menjadi objek reportase disebut nara sumber. Nara sumber ini bisa berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, alam, ataupun benda-benda mati. Jika nara sumbernya berupa manusia, maka reportase tersebut bernama wawancara.

Dengan demikian, ada sedikit perbedaan antara reportase dengan wawancara. Wawancara merupakan bagian dari reportase, dan reportase tidak hanya dapat dilakukan terhadap manusia.

Namun perlu diingat bahwa wawancara untuk media cetak berbeda dengan wawancara untuk media elektronik. Wawancara untuk media elektronik biasanya dikemas semenarik mungkin. Sebelum wawancara berlangsung, seringkali dilakukan briefing antara pewawancara dan nara sumber, yang bertujuan untuk menjaga kelancaran wawancara. Hal ini dilakukan karena wawancara untuk media elektronik merupa kan "produk" tersendiri yang "dijual" kepada pemirsa/pendengar.

Sedangkan dalam media cetak, yang terpenting bagi pembaca adalah tulisan yang dibuat berdasarkan hasil reportase, sehingga proses wawancara tidaklah penting bagi mereka. Karena itu, wawancara untuk media cetak dapat berlangsung tanpa kemasan yang menarik ataupun briefing antara wartawan dengan nara sumber. Satu-satunya persiapan yang perlu dilakukan adalah persiapan wartawan itu sendiri, yang mencakup bahan wawancara dan pengetahuan umum mengenai materi wawancara. Sedangkan proses wawancaranya dapat berlangsung dalam berbagai situasi dan tempat. Bisa di kantor, di restoran sambil makan siang, lewat telepon, sambil berjalan menuju halaman parkir, sambil ngobrol, dan sebagainya. Nah, selamat mewawancara..